SEJARAH
SKOTLANDIA
Ibu
kota Skotlandia adalah Edinburgh. Kota itu dinamakan Edwin’s Burgh mengikuti nama Raja Edwin dari
Northumbria yang berkuasa antara 617-633 M. Raja Edwin lah yang membangun atau
memperluas istana yang dibangun di atas apa yang sekarang disebut Batu Istana
(Castle Rock).
Kota itu berkembang mengelilingi Istana,
para wisatawan berbondong-bondong ke Prince Street di mana terdapat banyak took
yang bagus dan tempat berdirinya monument besar Sir Waalter Scott, penulis
sangat terkenal dari Skotlandia (Kanan).
Di jalan menuju pulau-pulau kecil di dataran
tinggi Barat Skotlandia terletak Glenfinnan dan di situ berdiri suatu tiang
tinggi yang dipuncaknya terdapat patung seorang pegunungan yang terbunuh. Di
sinilah pada 19 Agustus 1745 sebuah panji-panji dibetangkan oleh Pangeran Charles Eduard Stuart, atau lebih popular
dikenal dengan Bonnie Prince Charlie . Charles naik sebuah kapal dari Perancis
dan mendarat di Skotlandia dengan sedikit teman. Dia kemudian mengajak
suku-suku Skotlandia agar mendukungnya dalam merebut Istana Inggris. Charles
pun segera diikuti oleh ribuan orang pemberani Skotlandia, akan tetapi
pemberontakan itu berakhir dengan tragedi dan mereka kalah dalam perang
Culloden pada 1746.
Kerajaan Skotlandia dipersatukan pada 843
M, oleh Raja Cinaed I dari Skotlandia. Selama 850 tahun berikutnya, kerajaan
ini mengembangkan sistem hukum dan pendidikannya sendiri — yang masih berlaku
hingga sekarang — serta satuan mata uang dan ukurannya sendiri. Mulanya,
kerajaan ini terbatas di daerah sebelah utara Sungai Forth dan Clyde. Wilayah
barat daya Skotlandia tetap berada di bawah kekuasaan orang-orang Brython Strathelyd.
Skotlandia Tenggara sejak sekitar 638 M berada di bawah kekuasaan Kerajaan Proto-Inggris
Bernicia.
Pada 1263 Skotlandia dan Norwegia berperang
dalam Pertempuran Largs untuk menguasai Western Isles. Pertempuran ini tidak
menghasilkan kemenangan pada pihak manapun, namun membuktikan sekali untuk
selama-lamanya bahwa orang-orang Norse tidak mampu mempertahankan kekuasaan
yang efektif terhadap pulau-pulau yang jauh letaknya. Pada 1266 raja Norwegia Magnus
VI menandatangani Perjanjian Perth, yang mengakui kekuasaan Skotlandia dan hak
untuk memungut upeti atas pulau-pulau itu. Meskipun perjanjian ini telah
ditandatangani, para praktiknya, para tuan di kepulauan tersebut (Lord of the
Isles) tetap berkuasa.
Aliansi lama(Auld Alliance) adalah
aliansi penting antara Skotlandia dan Perancis. Aliansi ini terbentuk sejak
ditandatanganinya perjanjian oleh John Balliol dengan Philip VI dari Perancis,
dalam tahun1295. Aliansi ini memainkan peranan penting namun berubah-ubah dalam
hubungan antara Perancis-Skotlandia (dan Inggris), hingga 1560. Pada 1512 di bawah suatu perjanjian yang memperluas
Auld Alliance, semua warga negara Skotlandia dan Perancis juga menjadi warga
negara dari negara yang lainnya. Status ini baru dibatalkan di Perancis pada 1903 sementara di Skotlandia tak pernah
dibatalkan.
Raja-raja Skotlandia sangat mengutamakan
pentingnya penguasaan atau Stirling yang strategis, yang meneybabkan
pertempuran Jembatan Stirling dan bannoekburn pada perang kemerdekaan
Skotlandia, ketika tokoh-tokoh bersejarah seperti William Wallace dan Robert The
Bruce muncul. Pada 1320 Abad remonstrance kepada Paus dari para bangsawan
Skotlandia (Deklarasi Arbroath) akhirnya meyakinkan Paus Yohanes XXII untuk
membatalkan eks-komunikasi yang sebelumnya dan membatalkan berbagai
Undang-Undang ketaatan Akta oleh raja-raja Skotlandia kepada raja-raja Inggris
sehingga kedaulatan Skotlandia dapat diakui oleh dinasti-dinasti penting Eropa.
Pada 1468 wilayah terakhir yang
diakuisisi oleh Skotlandia diperoleh ketika James III menikah dengan Margareth
dari Denmark. Ia memperoleh Kepulauan Orkney dan Kepulauan Shetland sebagai bayaran mas kawinnya dan, pada 1493, anaknya, James IV, berhasil mengakhiri
pemerintahan yang setengah independent dari para Lord of the Isles, dan meletakkan Kepulauan
Western untuk pertama kalinya di bawah kekuasaan kerajaan.
Pemerintahan
James IV seringkali dianggap sebagai periode perkembangan kebudayaan. Pada masa
inilah Renaisans Eropa mulai
menyusup ke Skotlandia. Skotlandia berkembang pesat dalam pendidikan pada abad ke-15 dengan
didirikannya Universitas St Andrews pada 1413, Universitas
Glasgow pada 1450 dan Universitas Aberdeen pada 1494, serta dengan disetujuinya Undang-Undang Pendidikan 1496.
Pada abad ke-16, Skotlandia
mengalami Reformasi
Protestan. Pada bagian awal dari abad ini, ajaran-ajaran Martin Luther dan
belakangan Yohanes
Calvin mulai memengaruhi Skotlandia. Hukuman mati yang dijatuhi atas
sejumlah pendeta Protestan, terutama sekali Lutheran memengaruhi Patrick Hamilton pada 1527 dan belakangan George Wishart yang Calvinis pada 1546 yang dibakar di tiang di St. Andrews oleh Kardinal Beaton karena tuduhan ajaran sesat, tidak
berhasil menghalangi perkembangan gagasan-gagasan ini. Beaton was dibunuh tak
lama setelah menghukum mati George Wishart.
By: Lutfi, Luthfan, Adrian
W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar