Kamis, 20 Maret 2014
Asal-Usul Kue Brownis
Brownies sekarang udah jadi sesuatu yang banyak dicari-cari orang, banyak kreasi baru, ada banyak juga jenisnya... mulai dari Badam, Kukus Walnut, Kismis dan banyak lagi deh.
Brownies bisa dimakan sendiri, dikasih ke Pacar, di jadiin bingkisan, oleh-oleh, dan paling enak kalo dimakan bareng bareng ama orang yang kita sayang, apalagi kalo dimakan bareng deta, makin manis deh nanti rasanya... makanya, kalo ada yang punya brownies, saya siap kok nemenin makan.... wkwkwkkwkw
Cerita ini tak sadur dari Brownies lovers, tp lupa URlnya...(maaf yah ^_^)
Yuph.... ini dia cerita awalnya kue ini beredar...
Awalnya ada seorang pembuat kue Cokelat, dimasa krisis ekonomi, minimnya modal dan penjualan pun menurun, dia coba-coba untuk membuat kue cokelat, dari sisa modalnya.
Kue coklat yang ingin ia buat ialah semacam kue bolu atau black forest yang seperti kita tahu memiliki struktur kue yang lembut dan mengembang. Ia mulai membeli bahan-bahan adonan kue, lalu sampai akhirnya pukul empat pagi kue itu baru selesai dibuat.
Saat ia mencicipi kue yang ia buat dengan sisa modal fisik dan finansial yang dimiliki, tak dinyana ternyata hasilnya tidak seperti yang dituliskan pada buku resep, hasilnya tidak seperti yang ia inginkan. Kue itu tidak mengembang, bantet dan tidak selembut kue bolu ataupun black forest yang ia bayangkan. Pemuda itu merasakan ini merupakan kegagalan yang amat sangat. karena kekecewaannya itu akhirnya kue itu ia tinggalkan begitu saja di atas meja.
Saat sang pembuat merasa putus asa, ternyata ada seorang temannya yang biasa menjualkan hasil kue buatannya. Sang teman lalu tanpa sepengetahuan sahabatnya menjual kue tersebut. Ia pikir, seperti biasa temannya membuat kue untuk dijual.
Serta merta ternyata tanggapan konsumen pun beragam, ”Ini kue baru ya ? enak banget nich. Besok saya pesan satu loyang.” ”Kok ada kue baru gak bilang – bilang? Saya khan bawa duitnya cuma sedikit, besok bawa lagi ya…” dengan terheran – heran ia bingung dengan tanggapan konsumen tersebut. Bukankah ini kue yang biasa saya jual, pikirnya. Setelah ia mencicipi ternyata memang kue ini lain dari biasanya.Meskipun tidak selembut dan empuk biasanya tapi terdapat rasa yang khas, rasa coklat yang cukup dominan serta aroma coklat yang sangat kental.
Dengan bergegas pulang ke tempat temannya yang sedang muram kecewa, beberapa hari ke depan tidak akan jualan dulu karena duitnya sudah habis untuk membuat kue coklat tersebut pikir sang pembuat kue.
Dengan tergopoh – gopoh sang teman memberitakan berbagai macam kejadian yang telah ia alami saat menjual tadi pada temannya yang telah membuat kue itu. Antara rasa tidak percaya, haru, dan senang segera merubah kondisi hatinya.
Akhirnya ia pun bersemangat untuk membuat ’kue gagal’ itu. Karena aroma dan rasa coklat yang khas itu akhirnya ia memberi nama kuenya dengan nama ’brownies’.
BY: Alma Khairunnisa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar